Selamat Datang, selamat menikmati fasilitas kami

Kamis, 07 Juni 2012

Puisi: Tentang Pencuriku


-wa ode fitria-
Untuk kak’aisah dan kak’yati.

Dear, hari ini akan kuceritakan perihal pencuriku yang baik.

Sembilan hari kemarin, terjadi insiden kecil sedikit menyebalkan.
aku akhirnya kehilangan dua orang yang sangat penting.

Begini, bayangkan saja ada pencuri di rumahmu.
Umumnya si pencuri pasti akan memakai topi ninja hitam ‘kan?
Tetapi, lucunya pencuriku itu memakai topi ninja putih.
Alasannya, ia adalah pencuri yang baik.
Memang, sekilas kulihat dari luar wajahnya, tampaknya ia lebih dari sekedar baik.
Raut wajahnya bercahaya layaknya sang bidadari,
Tutur katanya lembut bak ratu.
Apalagi sikapnya, ramah nan menyenangkan.
Tetapi, Ia tetap harus kusebut pencuri.
Alasannya, karena ia mencuri.

Tetapi, sebenarnya apa yang ia curi?
Lalu kemudian kutelusuri segala sudut ruang dalam hatiku,

aku berhasil ingat,
bahwa tepat sembilan hari yang lalu dua petak hatiku terasa kosong.
dua bagian petak di hatiku itu adalah rumah dari si peri-periku.
Ya, tiga tahun belakangan ini, ada dua orang peri yang mengabdi padaku.
Maka kubutkanlah rumah di petaknya hatiku.
Lalu aku mulai mengingat lagi,
Kuarahkan ingatanku hanya pada pencuri baik itu.
Dan karena sangat mendesak, aku berusaha menuduh saja si pencuri itu.
Dengan tuduhan bahwa dua petak hatiku itu dicuri olehnya.
Maka, Segera mungkin kunobatkan ia sebagai pencuriku.
Tetapi, belum kumiliki bukti yang cukup, untuk menjeratnya.

Belum lama waktu berlalu, sekitar 16 jam yang lalu, sejak pencurian itu.
Aku tenangkan diri dalam harap-harap cemasku.
Kataku, untuk kedua periku, dimana pun kalian berada, akan selalu ada kalian dalam setiap bait doaku.
Dan pada hari kedua belas,
Pencuri itu datang kepadaku.
Ia bercerita perihal dua peri cantikku yang hilang.
Mereka sehat, katanya.
Mereka bahagia, katanya.
Aku tidak terlalu kaget, Sebab sejak awal sudah kutuduh ia sebagai pencuriku.
Tetapi, kalimat terakhir sebelum pencuri itu kembali,
Peri-perimu sedang memdirikan istana untukmu. Bersabarlah dalam setiap bait doamu.

Itu saja, katanya.

*07/06/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar