Selamat Datang, selamat menikmati fasilitas kami

Kamis, 07 Juni 2012

Puisi: Kutemukan kaupadaku, kupadamu.


-Wa Ode Fitria-

Biar kuceritakan semuanya dari awal.
saat aku, kau mengambil langkah yang sama.
Dan berjumpa di satu sudut yang telah direncanakan.
kutemukan takdirku padamu, juga takdirmu padaku, saat itu.
Waktu itu, segalanya sama.
Hingga berlalunya detik,
Segala usia kita, tak pernah luput dari paham yang mengristal.
Berdua hancurkan apa-apa yang menghalangi.
Bahkan kita bercita-cita menembus langit ketujuh.
Berjumpa Tuhan bersama, berdua.

Kala itu, bahkan kita selalu membagi segala hal yang mustahil dibagi.
Kau dengan pahammu yang lekat.
Sedang aku, penerjemah hati yang awam.
Kau jadi ibu dan guru pada rumah baru.
Lalu aku, jadi anak dan murid yang lugu.
Belajar, bercerita, bersenadung pada lagu yang berbeda,
tetapi menjadi satu pada lirik dan nada.

Hingga segalanya mencipta rindu untuk harap.
Pada tindakmu dan tandukku.
Yang saat itu, tak kuluputkan seurat pun tetes peluhmu.
dengan segala abdimu,
Selalu kujelmakan harap juga ingin, agar kau selalu ada untukku.
begitulah, sederhana kan?

Tetapi, seperti lagit.
Cerah ketika datang sembulan mentari.
Gelap saat awan memagari.
Setelah insiden itu,
Terhadap rute yang kupilihkan,
Aku tahu bahwa kau sedikit sedih.
Membentak dengan satu mata yang dingin?

Tetapi, pahamkah kau, bahwa aku dilanda penyakit baru.
Hilang ke jalan yang berbeda.
Bahkan untuk kedua kali, terakhirnya, tak berani kusebut maaf.
Apalagi, mengulur jari-jari penyesalan.
seharusnya kau tahu? Bahwa aku marah.
Tidak! Sebenarnya hanya cemburu.
Dan bisakah kau mencariku dalam batin kita?
Saat kau membukanya, hanya kau yang membuat penuh.
yang membuatku tak dapat lagi berpikir.

Cukup, kau hanya untukku.
Itu saja!

#07/06/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar