Selamat Datang, selamat menikmati fasilitas kami

Kamis, 07 Juni 2012

Puisi: dengan Diam-Diam


-Wa Ode Fitria-

Bintang itu jatuh tepat di mata kakinya.
Dan sungguh, kesempatan tidak pernah memberinya pilihan.
Pilihan itu datang meminta untuk dimiliki.
perasaanlah yang paham di mana harus ia jatuhkan diri.
Tepatnya, ia tahu tempatnya.
Bahkan dengan lapang, ia terima skenario Tuhan.
Sebab, apa lagi yang lebih baik dari pilihanNya?
Bukankah siapa saja meminta untuk ikut dalam rencanaNya ‘kan?
Berharap, suatu saat nanti akan ia temukan muaranya.

Semua berawal dengan diam-diam
Tidak perlu peduli dengan cibiran yang membusa itu, katamu.
Harap menuli saja.
ia hanya membutuhkan senyum itu, tidak  lebih.
Sebab, ia terlampau lemah merengkuh bagian matanya.
Lagipula, mana tega ia dengan bintang-bintang kecil milik mereka.
Jadi, tidakkah ia dibagi pada sepotong senyum itu.
Hanya sepotong, tidak meminta utuhnya.
Maka, jika hati mampu memberi, tidak perlu dengan cibiran dan makian.
Karena, hanya dengan diam-diam sepotong senyum itu ia miliki.

*07/06/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar